Rabu, 30 Maret 2016

PARAMETER FISIKA, KIMIA DAN BIOLOGI TANAH

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Tanah sebagai salah satu komponen lahan, bagian dari ruang daratan dan lingkungan hidup. Tanah memiliki banyak fungsi dalam kehidupan. Di samping sebagai ruang hidup, tanah memiliki fungsi produksi, yaitu antara lain sebagai penghasil biomassa, seperti bahan makanan, serat, kayu, dan bahan obat-obatan. Selain itu, tanah juga berperan dalam menjaga kelestarian sumber daya air dan kelestarian lingkungan hidup secara umum
Kesuburan tanah adalah factor penting untuk menjaga kelestarian hidup tersebut. Untuk itu, agar dapat menjamin kelestarian tersebut selain memperhatikan kesuburan tanah melainkan harus juga memperhatikan kualitas tanah tersebut. bila usaha menjaga kesuburan tanah hanya  terbatas pada kemampuan tanah mesuplay unsure hara, maka kulitas tanah juga mencakup faktor fisika, kimia dan biologi dengan lebih mendalam serta mempertimbangkan faktor bahan pencemar sebagai kajiannya.
Kualitas tanah meliputi kualitas tanah secara fisika, kimia dan biologi. Ketiga hal tersebut memiliki parameter  masing-masing dan tidak dapat terpisahkan satu sama lain serta saling mempengaruhi. Setiap parameter memiliki peranan tersendiri dalam menentukan kualitas tanah dan dapat berpengaruh pada ketersediaan unsure hara, ketersediaan air, keleluasaan akar untuk tumbuh, dan reaksi serta interaksi antara tanaman dengan faktor biotic dan abiotik dalam ekosistem. Oleh karena itu dalam mengetahui kualitas tanah serta mengetahui ada tidaknya pencemaran yang terjadi di tanah, maka parameter perlu diketahui untuk dapat melakukan pemeriksaan atau pengujian pada tanah. Dengan menguji kualitas dari setiap parameter tersebut, maka kualitas tanah dapat diketahui secara menyeluruh.
                  
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan  uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah makalah ini  adalah sebagai berikut: “Apa saja Parameter Fisika, Kimia, dan Biologi Tanah ?”

1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah adalah untuk mengerti dan memahami tentang parameter Fisika, Kimia, dan Biologi tanah yang menjadi indikator penentu pencemaran yang terjadi sehingga dapat melakukan pengujian dan analisis penecemaran tanah yang terjadi.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tanah
            Tanah (bahasa Yunani adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah adalah salah satu komponen lahan, bagian dari ruang daratan dan lingkungan hidup berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan haradan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Tanah juga memiliki fungsi produksi, yaitu antara lain sebagai penghasil biomassa, seperti bahan makanan, serat, kayu, dan bahan obat-obatan. Selain itu, tanah juga berperan dalam menjaga kelestarian sumber daya air dan kelestarian lingkungan hidup secara umum. (PP No 150 Tahun 2000)
Fungsi tanah kini beragam dan kegiatan manusia di atasnya menyebabkan kelestarian tanah menjadi terancam. Salah satu indikator yang mencerminkan kelestarian tanah adalah kualitas tanah. Kualitas tanah diukur berdasarkan pengamatan kondisi dinamis indikator-indikator kualitas tanah. Kualitas tanah berkaitan erat dengan tingkat kesuburan tanah yaitu kemampuan tanah menyediakan hara untuk pertumbuhan tanaman.
Kualitas tanah meliputi kualitas tanah secara fisika, kimia dan biologi. Ketiga hal tersebut memiliki parameter  masing-masing dan tidak dapat terpisahkan satu sama lain serta saling mempengaruhi. Parameter sifat fisik yang menentukan kualitas tanah antara lain, tekstur, struktur, stabilitas agregat, kemampuan tanah menahan dan meloloskan lain serta ketahanan tanah terhadap erosi dan lain sebagainya. Lalu parameter kimia yang mempengaruhi kualitas taah adalah, ketersediaan unsure hara, KTK, KTA, pH, ada tidaknya zat pencemar, dan lain sebagainya. Sedangkan parameter biologi yang menentukan kualitas tanah anatara lain jumlah dan jenis mikrobia yang ada dan beraktivitas di dalam tanah.
Setiap parameter memiliki peranan tersendiri dalam menentukan kualitas tanah. Dalam pertanian kualitas tanah tentunya berhubungan dengan pertumbuhan dan produksi tanaman. Setiap parameter dapat berpengaruh pada ketersediaan unsure hara, ketersediaan air, keleluasaan akar untuk tumbuh, dan reaksi serta interaksi antara tanaman dengan faktor biotic dan abiotik dalam ekosistem.

2.2 Parameter
            Parameter adalah ukuran, kriteria, patokan, pembatasan, standar, atau tolok ukur seluruh populasi dalam penelitian. (Eko Sujatmiko, 2014)

2.3 Parameter Tanah
Parameter tanah, adalah ukuran atau acuan untuk mengetahui atau menilai hasil suatu proses perubahan yang terjadi dalam tanah sebagai medium pertumbuhan tanaman. Dalam menilai atau membandingkan kualitas tanah, maka setiap parameter tanah harus diketahui, diantaranya parameter sifat kimia, biologi, dan fisika tanah harus diketahui. Semua sifat tersebut akan menentukan apakah tanah tersebut merupakan media tumbuh yang baik. Tanah yang berkualitas baik adalah tanah yang mampu menyediakan hara yang dibutuhkan oleh tanaman, mampu menyediakan air, serta bebas dari unsure pencemar yang dapat menghambat pertumbuhan serta produksi tanaman budidaya serta memberi ruang yang leluasa bagi akar tanaman untuk berkembang.
Sifat tanah baik itu sifat kimia, biologi dan fisika tidak dapat terpisahkan satu sama lain untuk menilai kualitas tanah di suatu tempat. Untuk sifat fisika analisis yang dilakukan adalah tekstur tanah, kadar lengas, dan porositas. Lalu sifat kimia yang dianlisis adalah kadar Nitrogen Total, dan Kadar Bahan Organik. Dan yang terkahir untuk parameter sifat biologinya adalah respirasi mikrobia tanah.

1. Parameter Fisika Tanah
a.  Kadar Lengas
Kadar lengas menunjukkan kadar air yang ada didalam tanah. air memiliki berbagai fungsi bagi tanaman. Fungsi tersebut antara lain, sebagai pembangun sel tanaman, sebagai pelarut unsure hara, dan sebagai unsure hara. Air diserap oleh tanah melalui akar. Dengan kata lain air yang dapat dimanfaatkan oleh tanamna adalah air yang ada di dalam tanah. Oleh karena itu kandungan air dalam tanah (kadar lengas) memiliki peranan yang sangat penting.
Tanah yang berkualitas baik yaitu tanah yang memiliki kadar lengas yang cukup tinggi namun tidak terlalu tinggi. Ketika kadar lengas tanah terlalu rendah maka air yang dapat diserap tanaman juga akan sedikit. Namun jika kadar lengas terlalu tinggi, maka pori tanah akan jenuh dengan udara sehingga menyebabkan aerasi menjadi terganggu.
b. Permeabilitas
Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah dan bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan tanah. (Dede rohmat, 2009)  Menurut PP no 150 tahun 2000 tanah lahan kering yang memiliki nilai permeabilitas atau daya pelulusan air < 0,7 cm/jam dan > 8,0 cm/jam telah terletak pada ambang kritis, artinya tanah tersebut telah memiliki permeabilitas yang buruk.
c.  Porositas tanah
Porositas tanah berpengaruh pada daya simpan air tanah dan kemampuan tanah dalam mempertukarkan udara. Hal-hal tersebut sangat penting, karena tanaman sangat membutuhkan udara dan air. Porositas juga memberikan ruang bagi akar tanaman untuk tumbuh dan mencari unsure hara dengan lebih leluasa. Tanah yang kualitasnya baik memiliki porositas yang tidak terlalu sedikit dan tidak juga terlalu besar. Porositas yang kecil akan menyebabkan aerasi tanah terganggu dan mengganggu pertumbuhan akar. Sedangkan porositas yang terlalu besar akan menyebabkan tanah sulit mengikat air sehingga tanaman akan kekurangan air. Menurut PP No 150 tahun 2000 , porositas tanah lahan kering yang memiliki tidak kurang dari 30% dan tidak lebih dari 70% dapat dikatakan kualitas tanah baik.
d. Berat Jenis
Bobot jenis partikel (particle density) dari suatu tanah menunjukkan kerapatan dari partikel dapat secara keseluruhan. Hal ini ditunjukkan sebagai perbandingan massa total dari partikel padatan dengan total volume tidak termasuk ruang pori antarpartikel. Berat jenis partikel ini penting dalam penentuan laju sedimentasi, pergerakan partikel oleh air dan angin.
e. Berat Isi
Menurut Lembaga Penelitian Tanah (1979), definisi berat isi tanah adalah berat tanah utuh (undisturbed) dalam keadaan kering dibagi dengan volume tanah, dinyatakan dalam g/cm3 (g/cc). Nilai berat isi tanah sangat bervariasi antara satu titik dengan titik lainnya karena perbedaan kandungan bahan organik, tekstur tanah, kedalaman tanah,jenis fauna tanah, dan kadar air tanah (Agus et al . 2006). Bobot isi tanah dapat digunakan untuk menunjukkan nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan akar untuk menembus (penetrasi) tanah, dan untuk pertumbuhan akar tersebut (Pearson et al., 1995). Berat isi merupakan suatu sifat tanah yang menggambarkan taraf kemampatan tanah. Tanah dengan kemampatan tinggi dapat mempersulit perkembangan perakaran tanaman, pori makro terbatas dan penetrasi air terhambat (Darmawijaya,1997).
Tanah lahan kering memiliki berat isi yang baik yaitu dengan nilai < 1,4 g/cm³. (PP no 150 tahun 2000)
f. Kemantapan Agregat
Kemantapan agregat adalah ketahanan rata-rata agregat tanah melawan pendispersi oleh benturan tetes air hujan atau penggenangan air. Agregat dapat menciptakan lingkungan fisik yang baik untuk perkembangan akar tanaman melalui pengaruhnya terhadap porositas, aerasi dan daya menahan air. Pada tanah yang agregatnya kurang stabil bila terkena gangguan maka agregat tanah tersebut akan mudah hancur. (Hardjowigeno,1987)
g.  Tekstur
Tektur juga menentukan porositas tanah. tanah yang didominasi fraksi pasir cendrung lebih porus datau memiliki porositas yang besar. Tanah dengan tekstur seperti ini akan sulit menahan air. Karena jumlah pori mikro yang berfungsi menahan air sangat sedikit.namun jika tanah yang didominasi oleh liat akan memiliki jumlah pori mikro yang bersar dan jumlah pori makro yang sedikit. Hal ini akan menghambat aerasi tanah sehingga tidak terjadi pertukaran udara yang akan menghambat respirasi akar dan mirobia tanah.

2. Parameter Kimia
a.  Keasaman (pH)
Tanah asam dapat memengaruhi keadaan tanah dan pertumbuhan tanaman. Agar tanah yang bereaksi asam dapat ditanami maka keasamannya perlu diperkecil, angka pH diperbesar dengan keasaman kapur.
b.  Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur mutlak yang harus ada dalam tanah dan dibutuhkan dalam jumlah banyak. Unsur Nitrogen mempunyai peranan merangsang pertumbuhan secara keseluruhan dan khususnya batang, cabang dan daun, hijau daun serta berguna dalam proses fotosintesis.Tanah dengan kandungan nitrogen rendah menyebabkan tanaman tumbuh kerempeng.
c.  Bahan Organik
Tanah memiliki kandungan bahan organik tinggi artinya struktur tanahnya baik, menambah kondisi kehidupan di dalam tanah karena organisme dalam tanah memanfaatkan bahan organik sebagai makanan.
d.  Phosfor
Phosfor berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Phosfor juga berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukkan protein tertentu, membantu asimilasi, memeprcepat bunga, pemasakan biji dan buah. Tanah yang kadar phosfor nya sedikit akan jelek akibatnya bagi tanaman pada saat berbuah.
e.  Kalium
Kalium merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit. Apabila tanah dengan kandungan unsur kalium rendah menyebabkan daun tanaman keriting, mengerut, timbul bercak merah coklat, mengering lalu mati.
f.  Kalsium
Kalsium berperan merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan batang dan merangsang pembentukan biji dan apabila tanah dengan kandungan Kalsium rendah maka daun mudah mengalami klorosis.
g.  Magnesium
Tanah dengan kandungan Mg yang rendah menyebabkan daun tua mengalami klorosis dan tampak bercak-bercak coklat. Daun yang semula hijau segar menjadi kekuningan. Daun akan mengering dan kerap kali langsung mati.

3. Parameter Biologi
Di tanah terdapat hewan-hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang peka dan ada pula yang tahan terhadap kondisi lingkungan tertentu. Organisme yang peka akan mati karena pencemaran dan organisme yang tahan akan tetap hidup. Planaria merupakan contoh hewan yang peka pencemaran. Tanah yang mengandung planaria menunjukkan tanah tersebut belum mengalami pencemaran. Sebaliknya, cacing Tubifex (cacing merah) merupakan cacing yang tahan hidup dan bahkan berkembang baik di lingkungan yang kaya bahan organik, meskipun spesies hewan yang lain telah mati. Ini berarti keberadaan cacing tersebut dapat dijadikan indikator adanya pemcemaran zat organik.
Organisme yang dapat dijadikan petunjuk pencemaran dikenal sebagai indikator biologis. Indikator biologis terkadang lebih dapat dipercaya daripada indikator kimia. Pabrik yang membuang limbah ke sungai dan mengenai tanah dapat mengatur pembuangan limbahnya ketika akan dikontrol oleh pihak yang berwenang. Pengukuran secara kimia pada limbah pabrik tersebut selalu menunjukkan tidak adanya pencemaran. Tetapi tidak demikian dengan makluk hidup yang menghuni ekosistem air dalam tanah secara terus menerus. Disitu terdapat hewan-hewan, mikroorganisme, bentos, mikroinvertebrata, ganggang, yang dapat dijadikan indicator biologis. Jumlah mikroba yang menandakan tanah tersebut tidak tercemar atau memiliki kualitas yang bagus adalah >102 cfu/gr tanah.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Tanah adalah salah satu komponen lahan, berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Untuk menjaga kualitas tanah maka diperlukan untuk mengetahui parameter tanah sebagai indikator penentu ada tidaknya pencemaran yang terjadi pada tanah. Parameter tersebut tidak dapat saling dipisahkan. Diantaranya adalah parameter fisik : Kadar lengas tanah, porositas, permeabilitas, berat jenis, berat isi, dan kemantapan agregat ; parameter kimia : Keasaman (pH), Nitrogen, Bahan Organik, Phosfor, Kalium, Kalsium, dan Magnesium ; parameter biologi: jumlah mikroba.



DAFTAR PUSTAKA

Darmawijaya, M. Isa. 1997. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Rohmat, dede. 2009.Tipikal Kuantitas infiltrasi Menurut karaktereristik lahan.Bandung
Hardjowigeno, S. 1987. Dasar Ilmu Tanah .Mediyatama Sarana Perkasa : Jakarta
Nurhayati, Hakim,DKK.1986. Dasar-Dasar ilmu tanah.Lembaga Penelitian Universitas Lampung. Lampung.
Pearson, C.J., Norman, D.W., & Dixon, J. 1995. Sustainable Dryland Cropping in Relation to Soil
Peraturan Pemerintahan Nomor  150 Tahun 2000 . Pengendalian Kerusakan Tanah Productivity. FAO: Rome
Sujatmiko, Eko. 2014. Kamus IPS . Aksara Sinergi Media Cetakan I halaman 225: Surakarta. Untuk Produksi Biomassa. Jakarta









Tidak ada komentar:

Posting Komentar